Ketika harga saham naik turun, hal ini
membuat beberapa investor perlu berpikir 2 kali saat ingin melakukan investasi.
Namun meski begitu, ternyata harganya yang naik turun ini tidak membuat
generasi milenial enggan berinvestasi. Terlebih sekarang hanya dengan Rp100
ribu, semua orang sudah bisa menjadi investor.
Tidak heran bila banyak mahasiswa ingin
mencobanya juga. Akan tetapi kamu perlu menyadari bahwa kegiatan investasi itu
selalu penuh resiko. Mengingat harganya saham pergerakannya selalu fluktuatif
jadi bila tidak memahami teknik dan pengelolaannya akan berpotensi menyebabkan
kerugian besar.
Maka dari itu sebaiknya kamu harus memahami
dulu faktor penyebab terjadinya fluktuasi saham. Sehingga kamu tahu apa yang
harus dilakukan ketika hal tersebut terjadi dari awal. Nah di bawah ini adalah
beberapa penyebab utama kenapa terjadi naik turun saham bila dilihat
secara eksternal dan internal:
Penyebab
Harga Saham Naik Turun Berdasarkan Faktor Internal
Berdasarkan faktor dari dalam, penyebabnya
bisa terjadi karena kegiatan korporasi perusahaan itu sendiri. Beberapa hal
tersebut meliputi pelepasan saham, penggabungan, akuisisi, pemecahan, dan
pembagian dividen. Saat dilakukan aksi korporasi seperti ini, hal tersebut
otomatis bisa membuat harganya terpengaruh. Itulah kenapa sebagai investor
harus lebih aktif.
Kamu harus lebih aktif mencari tahu informasi
selengkapnya seputar harga saham lewat situs BEI resmi secara online. Dengan
cara ini akan membantumu lebih mudah mengambil tindakan ketika terjadi
penurunan atau peningkatan harganya. Misalnya saja dengan menjualnya saat
harganya tinggi atau membelinya ketika sedang turun harga.
Selain itu, fundamental perusahaan juga ikut
mempengaruhi harga sahamnya. Jadi beberapa laporan keuangan emiten, prospek
bisnis, pangsa pasar, siklus, dan sejenisnya ini sangat berpengaruh terhadap harga
saham naik turun tersebut. Emiten yang fundamentalnya bagus, umumnya
harganya lebih stabil meski ada masalah dari luar.
Misalnya saja terjadi penurunan harga, maka
hal tersebut tidak akan mempengaruhi keuangan perusahaan tersebut. Maka dari
itu selalu pilih perusahaan yang fundamentalnya bagus supaya tidak terjadi
kerugian ketika terjadi penurunan harga saham. Maka dari itu perhatikan juga kinerja perusahaan pilihanmu.
Kinerja perusahaan bisa mempengaruhi faktor
naik turunnya saham. Umumnya beberapa analis seringkali membuat prediksi dulu
terhadap kinerja emiten perusahaan dalam beberapa tahun berikutnya. Dengan
prediksi itulah akan membuat harganya saham menjadi terpengaruh. Yang pasti
bila perusahaan tersebut prospeknya cerah, maka mereka akan diburu banyak
investor.
Penyebab
Harga Saham Naik Turun Berdasarkan Faktor Eksternal
Bila sebelumnya telah dibahas tentang faktor
internalnya, selanjutnya akan kami jelaskan faktor penyebab terjadinya
fluktuasi bila ditinjau dari eksternalnya. Salah satunya adalah dikarenakan
ekonomi makro. Jadi jangan heran bila tingkat inflasi suku bunga BI bisa
membuat harga sahamnya terpengaruh.
Misalnya saja ketika suku bunganya naik,
otomatis itu membuat harga sahamnya juga ikut bergerak mempengaruhi IHSG
berikutnya. Disamping itu, pergerakan kurs rupiah ke dolar AS ternyata juga
ikut berpengaruh terhadap harga tersebut. Saat mata uang rupiah meningkat, justru
harga saham eksportir berbanding terbalik.
Hal yang sama juga berlaku demikian.
Kemudian, faktor eksternal lainnya adalah adanya berita ekonomi dan politik
tertentu sering kali menyebabkan terjadinya panic attack. Sehingga itu membuat
sejumlah investor memilih menjual sahamnya dan mengakibatkan harganya menurun.
Ini terjadi karena para investor cemas bila harganya semakin jatuh.
Sehingga tanpa berpikir panjang, mereka lebih
memilih untuk menjualnya secara langsung dengan harga murah. Padahal bila
mereka mau menunggu, bisa saja dengan fundamental yang bagus dan cerah akan
membuat harganya bangkit kembali dan menjadi stabil.
Penyebab lain dari terjadinya naik turun
adalah adanya kebijakan dari pemerintah seperti UU Cipta Kerja yang baru saja
diatur beberapa bulan lalu. Karena kebijakan tersebut membuat IHSG terpengaruh.
Hanya saja ternyata konsumer dan harga saham emiten perbankan tetap seperti itu
meski ada demo anarkis.
Apa saja kebijakan dari pemerintah yang masih
diwacanakan atau sudah berjalan biasanya mempengaruhi harga saham emiten. Maka
dari itu bila ada kebijakan baru dari pemerintah, sebaiknya jangan menjual
saham mu begitu saja. Kamu perlu melakukan analisa dulu.
Barulah kemudian kamu bisa langsung
mengeksekusinya sekarang juga. Jadi pikirkan matang-matang sebelum bertindak
dan jangan bersikap gegabah ketika ingin berinvestasi. Kamu perlu memperhatikan
harga saham naik turun dan menganalisanya sebelum mengambil tindakan
lebih jauh dengan matang.
Posting Komentar
Posting Komentar