Sebagai investor tidak jarang mencari tahu sebenarnya
apa perbedaan reksadana syariah vs konvensional mengingat keduanya
sering menjadi bahan pembicaraan. Seiring dengan berkembangnya dunia investasi,
reksadana sebagai salah satu instrumennya turut berkembang pesat bahkan menjadi
paling populer dengan segala kelebihan dimilikinya.
Akhir-akhir ini dunia investasi memang mengalami
perkembangan pesat dengan tingginya kesadaran masyarakat guna berinvestasi. Di
antara instrumen favorit investor khususnya pemula ialah reksadana. Tidak
mengherankan apabila reksadana menjadi paling favorit dengan keuntungan tinggi
namun, cenderung minim risiko. Apalagi hampir semua transaksi dilakukan seorang
manajer investasi.
Sehingga kamu notabene investor tidak perlu turun
langsung mengurusi semuanya. Cocok bagi pemula kemungkinan besar belum terlalu
menguasai dunia investasi reksadana. Umumnya ada dua instrumen reksadana
pilihan yakni syariah serta konvensional yang biasa ditemui. Masing-masing
tentu memberi penawaran menarik bagi kamu calon investor.
Hanya saja masih banyak investor belum mengetahui apa
saja perbedaan reksadana syariah vs konvensional. Termasuk bagaimana
sistem pengelolaannya, besarnya keuntungan hingga seberapa tinggi risikonya.
Meski demikian,keduanya menjadi instrumen terbaik yang wajib kamu coba sebagai
produk investasi reksadana dengan potensi keuntungan menggiurkan.
Melihat Perbedaan Kedua Instrumen
Reksadana dari Berbagai Segi
Seperti diketahui bersama reksadana adalah instrumen
investasi dengan pengelolaan sepenuhnya dilakukan oleh seorang manajer. Kamu sebagai
investor cukup sebagai pengawas dengan memperoleh laporan tiap minggunya dari
manajer. Secara sederhana Kamu tidak perlu terjun langsung mengingat prosesnya
juga tidak mudah.
Reksadana syariah adalah instrumen dengan sistem
pengelolaan mengacu pada hukum serta prinsip Islam. Sementara reksadana konvensional
justru sistem pengelolaannya memakai hukum bisnis modern. Kedua jenis tersebut
secara resmi diawasi langsung OJK. Sedangkan paling familiar memang reksadana versi
umum mengingat hampir semua lembaga keuangan menawarkannya.
Perbedaan reksadana syariah vs
konvensional
cukup mencolok dari segi peran MI. Pada reksadana umum MI memungkinkan guna
menanggung semua risiko kerugian sesuai pada prinsip kerjasama kesepakatan
sebelumnya. Sedangkan MI reksadana syariah atau versi baru justru tidak akan
menanggungnya tatkala investasi mengalami kegagalan.
Melihat segi pembagian profit juga relatif tidak sama.
Reksadana konvensional membagi profit besarnya berdasarkan pada perkembangan
suku bunga. Tidak sama halnya reksadana syariah di mana pembagian keuntungannya
didasarkan pada prinsip Islam serta kesepakatan kedua belah pihak sebelumnya.
Sehingga lebih memprioritaskan pada akad sebelum transaksi terjadi.
Sedangkan mengenai proses pembersihan pendapatan,
reksadana konvensional tidak kenal halal atau haram. Apabila sudah sesuai
dengan aturan OJK maka MI dapat menjualnya. Tidak sama dengan reksadana syariah
di mana pembersihan menjadi tahapan penting dilakukan guna memilih perusahaan
pendapatannya halal mana yang tidak.
Kenali Jenis Reksadana Konvensional
Serta Syariah Paling Direkomendasikan
Perbedaan reksadana syariah vs
konvensional
lainnya dilihat dari jenis instrumen. Jadi bagi kamu yang berniat guna
investasi jenis reksadana wajib tahu apa saja jenis keduanya agar tidak salah
pilih. Jika memilih reksadana umum maka ada pasar uang, pendapatan tetap, saham
serta campuran. Masing-masing juga mempunyai beberapa kelebihan serta
kekurangan.
Sementara jenis dari reksadana syariah lumayan lebih
banyak dibandingkan konvensional di antaranya saham, pasar uang, indeks,
berbasis sukuk, investasi kolektif (KIK), campuran, dan lainnya. layaknya
konvensional, masing-masing juga memberi penawaran berbeda terkait dengan
pengelolaan hingga besarnya potensi keuntungan investor peroleh.
Meski perbedaan di antara keduanya cukup mencolok,
namun dua instrumen reksadana tersebut relatif aman dengan langsung diawasi
oleh OJK. Mengenai risiko jelas keduanya juga memiliki potensi kerugian hampir
sama. Karena memang semua investasi ada untung serta risiko mengintai. Prinsip
dari reksadana syariah, semakin tinggi return maka kian besar risikonya.
Sementara prinsip dari reksadana umum, ketika
pengembalian investasi cenderung tinggi maka kian besar juga risiko yang bakal
mengancam. Maka dari itu, diperlukan kehati-hatian ketika melakukan transaksi
mengingat risiko menjadi ancaman. Diperlukan manajer investasi profesional yang
mampu memberi jaminan aman disertai jam terbang tinggi. Setidaknya sebagai upaya
menekan risiko.
Di samping itu, sebaiknya pelajari terlebih dahulu
masing-masing dari jenis reksadana baik syariah atau konvensional. Sesuaikan
dengan kemampuan finansialmu. Serta tentukan tujuan sebelum memilih investasi
agar tidak salah pilih. Hal terpenting, cari tahu apa perbedaan reksadana
syariah vs konvensional secara keseluruhan termasuk kelebihan serta
kekurangannya.
Posting Komentar
Posting Komentar